Disini ku mengenggam takdir di tanganku..Aku coba menahan tak menangisimu Di Bait Pertama..
Sekuat kaki ini mencoba berlari tetapi hati ini menuntunnya kembali ke Bait Pertama..
Berjalan hidupku tanpamu..
Esok tepat 1 bulan yang lalu, aku dapat kabar yang tak pernah ku sangka, kabar yang tak pernah terlintas sedikitpun di benakku, kabar yang membuat semangat ku hilang. Sehari sebelumnya adalah hari terbaikku, hari dimana umurku bertambah dan aku sangat bersyukur mendapatkan berbagai kebahagiaan di hari itu tapi semua itu hanya sesaat.
Saat ini tertulis sudah tak terhitung berapa kali aku menangis. Aku alasan kau kembali ke kota ini, aku nama yang selalu kau rindu, aku nama yang selalu kau ingat saat pikun mu datang dan lupa akan semua orang.
Mama..itu panggilanku padamu..
Dulu teman-teman di TK dan SD selalu bertanya kenapa aku memanggilmu seperti itu, itu bukan sebuah panggilan yang lazim untuk seorang nenek. Dan dengan tersenyum aku akan menjawab karena aku cucu kesayanganmu..
Hari-hari dimana kau selalu mengantarku mulai dari TK sampai SD kelas 1 adalah hari yang tak akan pernah terlupa. Saat terpisah aku pasti menangis. Saat tak melihat di kaca jendela kelas aku pasti menangis. Saat sakit belaian tanganmu bagai obat untuk aku yang tak pernah mau minum obat. Saat SMP, kau selalu memberiku uang jajan lebih tanpa aku minta, kalau aku menolak kau selalu bilang “Abang kan masuk siang pulang sore pasti lebih lapar daripada masuk sekolah pagi, ga boleh tahan lapar nanti maag” tapi uang jajan yang kau berikan selalu aku kumpulkan untuk membeli mainan atau barang yang aku mau, Maaf mama itu kenakalanku. Saat SMA, setelah shalat subuh kau selalu datang ke kamarku memijit seluruh badan kemudian tertidur di sampingku hingga aku terbangun pukul 10.00 untuk pergi ke sekolah karena masuk siang.
Hari terakhir kau pergi aku masih ingat dengan jelas pertanyaan terakhir mu “Abang..mama mau pulang berapa lama?” mendengar itu aku salah mengerti, aku pikir kau bertanya berapa lama perjalanan dengan pesawat hehe maaf mama lagi ga mudeng hari itu belum tidur soalnya.
Kenangan tentangmu terlalu banyak..menulis semuanya disini itu tidak mungkin..nanti aku akan bercerita ke anakku kalau ia punya nenek buyut yang sangat penyayang.
Senyum dari wajah keriputmu kini tak dapat ku saksikan lagi.. Peluk dan belai penuh ketenangan yang selalu membuat hatiku nyaman kini telah pergi..Maaf aku tak dapat mengantarmu ke tempat terakhir jasadmu berbaring..Do’a ku dari jauh yang mengiringimu..Kau nenek ku tercinta..Sampai jumpa di keabadian..Mama